Budidaya belut memang belum banyak dilakukan secara kultur di kolam-kolam karena belut dianggap kurang diminati konsumen. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini belut sudah banyak dilirik oleh pelaku agribisnis. Pada artikel pendek ini, hanya akan dibahas budidaya belut sawah untuk konsumsi, dengan masa budidaya selama 2-3 bulan.
Deskripsi Belut Sawah
Tubuh belut sawah berbentuk bulat panjang seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip dubur. Sirip-sirip tersebut berbentuk lipatan-lipatan kulit tanpa jari sirip.
Belut sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam masa inter-sex, kemudiian berkembang lagi menjadi belut jantan.
Sistimatika belut sawah :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata (Craniata)
Class : Pisces
Sub-class : Teleostei
Ordo : Synbranchoidea
Familia : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Species : Monopterus albus
Lingkungan hidup belut sawah
Belut sawah hidup di daerah persawahan dan parit-parit sawah. Belut
sawah hidup di daerah lumpur atau tanah becek sampai kedalaman berkisar
10 cm dengan cara menggali lubang seperti terowongan berliku dengan
pola sarang menyerupai huruf U. Belut sawah menyukai media dingin sebagai tempat tinggalnya. Suhu optimal saat budidaya belut sawah berkisar antara 21 – 27 0C. Apabila mengalami kenaikan temperatur air, maka belut sawah akan meninggalkan tempat tersebut. Belut sawah mampu hidup di perairan dengan kandungan oksigen terlarut rendah, karena belut
sawah selain bernapas menggunakan insang juga memiliki alat pernapasan
tambahan berupa lipatan-lipatan kulit tipis dalam rongga mulutnya.
Kandungan gizi belut sawah per 100 gram
Kalori 303 grm
Protein 14 gr
Lemak 27 g
Karbohidrat 0
Kalsium 0,02 g
Fosfor 0,20 g
Besi 0,001 g
Vitamin A 1,6 g
Vitamin B1 0,0001 g
Vitamin C 0,002 g
Air 58 g
BDD 100%
Budidaya Belut Sawah
Budidaya belut sawah tidak diperlukan persyaratan khusus seperti budidaya ikan lainnya. Budidaya belut sawah dapat dilakukan pada kolam kecil maupun besar. Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen.
Bak Budidaya Belut Sawah
Bak yang digunakan untuk budidaya belut
sawah berukuran panjang 3m, lebar 1 m, kedalaman 1,2 m dimana sedalam
0,7 m berada dalam tanah, tujuannya agar media bak selalu dalam keadaan
dingin.
Media Budidaya Belut Sawah
Media budidaya belut
sawah disusun dari bawah ke atas meliputi lumpur sawah, jerami, pupuk
kandang fermentasi, pelepah pisang, dedak halus, lumpur sawah. Susun
media tersebut tersusun hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun media
digenangi dengan air dengan ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama
kurang lebih 1 bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna.
Sesekali dilakukan penggantian air agar media memperoleh oksigen
terlarut cukup. Disamping itu penggantian air juga bertujuan untuk
menghilangkan buih-buih hasil pelapukan. Untuk mengontrol apakah proses
pelapukan sudah sempurna atau belum dapat dilakukan dengan memasukkan
jentik-jentik nyamuk dalam media. Apabila jentik-jetik nyamuk tersebut
mati, berarti proses pelapukan belum sempurna.
Setelah bak beserta medianya budidaya belut sawah selesai dipersiapkan dan dinyatakan proses pelapukan sudah sempurna, maka penebaran belut dapat dilakukan.
Budidaya belut tahap I
Pada budidaya belut tahap I, benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm dengan padat penebaran 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah berukuran 15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau dipelihara pada pemeliharaan tahap II. Belut
ukuran ini sangat sulit ditangkap karena sudah bisa membenamkan diri
dalam lumput. Cara penangkapannya dengan memasang perangkap (bubu) yang
dipasang berderet sebelum pengeringan.
Budidaya belut tahap II
Pada budidaya belut tahap II, benih yang ditebar adalah hasil dari budidaya belut tahap I, yaitu belut ukuran 15 cm dengan padat penebaran 25 ekor/m2. Untuk
membantu pertumbuhan, perlu diberikan pakan tambahan berupa cacing
tanah, bekicot, atau sisa-sisa dapur. Setelah dua bulan, belut sudah berukuran 25 – 20 cm. Belut ukuran ini siap untuk dikonsumsi, selain itu juga paling banyak dicari konsumen.
Pakan Pada Budidaya Belut Sawah
Budidaya belut sawah dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan tidak memerlukan pakan tambahan karena belut
sudah cukup memperoleh makanan dari media yang dibuat. Tetapi untuk
menjunjang pertumbuhannya, pemberian pakan tambahan seperti di atas bisa
dilakukan. Pemberiannya jangan berlebihan. Sampai saat ini belum ada
penelitian mengenai jenis, kuantitas, serta kualitas pakan belut sawah.
Panen Belut
Panen belut sawah dilakukan dengan mengambil lumpur media budidaya belut. Dengan pengambilan lumpur, maka belut akan merasa terancam, dan menyingkir ketempa lain yang lebih aman. Setelah lumpur habis maka belut sawah tinggal diambil untuk dipindahkan ke wadah penampungan.
Source: